Saldo Tabungan Hilang? Yuk, Jadi Nasabah Bijak dan Lindungi Diri dari Kejahatan Siber!
Menjadi Nasabah Bijak
merupakan keharusan agar kita dapat melindungi diri dari kejahatan siber.
Seperti diketahui, pada era digital ini modus cyber crime atau kejahatan siber sangat beraneka ragam. Miris
sekali kalau sampai ada banyak korban berjatuhan.
Saya pernah mengunggah video
di Youtube tentang cara mengatasi saldo tabungan yang hilang di rekening bank
serta bagaimana prosedur pengaduannya ke pihak otoritas. Saat itu saya
mewawancara langsung bagian pelayanan pengaduan bank otoritas di Indonesia.
Di luar dugaan, video
tersebut telah ditonton hampir 10 ribu kali dan mendapat ratusan komentar.
Sebagian besar menulis komentar panjang lebar tentang kebingungannya saat
mendapati uang yang disimpan di bank telah terkuras habis.
Ternyata, tidak sedikit
orang yang mengalami saldo tabungannya di bank tiba-tiba raib. Bagaimana
mungkin? Secara sistem dan prosedur, semua bank memiliki SOP yang sangat ketat.
Setiap transaksi perbankan
yang terjadi telah melalui verifikasi berlapis yang dijamin keamanannya. Namun
pada kenyataannya masih ada orang yang merasa dirugikan karena uangnya di
rekening bank berkurang. Hilang!
Saya terketuk untuk
melanjutkan misi sebagai Penyuluh Digital yang berbagi informasi serta
pengalaman pribadi untuk menjadi Nasabah Bijak. Kali ini saya akan membahas
penyebab saldo tabungan hilang dan cara mencegahnya.
Jenis-Jenis Kejahatan Siber yang Menyebabkan Saldo Tabungan Hilang
Cyber
crime atau kejahatan siber adalah aktivitas kriminal yang
menggunakan teknologi digital, komputer, serta perangkat yang terhubung
internet. Modus kejahatan siber seolah tidak ada habisnya. Beragam cerita
dikarang dan disampaikan dengan cara yang berbeda.
Jenis-jenis cyber crime antara lain:
1. Phising, yakni mencuri informasi data pribadi dengan cara mengelabui korban melalui ajakan klik tautan palsu.
2. Spoofing, yakni penyamaran dengan mengaku sebagai pihak berwenang seperti dari bank atau pemerintah. Selain untuk mencuri data, juga dapat mengirimkan malware berbahaya ke perangkat.
3. Carding dan skimming, yaitu melakukan duplikasi kartu kredit atau debit sehingga pelaku kejahatan dapat menguras uang korban.
4. Pemalsuan identitas, yakni modus berpura-pura sebagai orang lain seperti keluarga atau teman dekat kemudian meminta data pribadi seperti password atau langsung meminta transferan uang.
5. Manipulasi, yakni menipu korban dengan skenario cerita tertentu, misalnya menang undian atau kasir minimarket yang salah kirim kode voucher.
Contoh Modus Kejahatan Siber yang Harus Diwaspadai
Salah satu contoh kejahatan
siber yang marak terjadi adalah adanya pesan Whatsapp yang diterima korban dari
penipu. Isi pesan tersebut mengaku bahwa pengirim adalah kasir minimarket yang
salah mengirimkan kode voucher game. Sehingga
meminta bantuan untuk mengirimkan kode tersebut.
Kode voucher yang dimaksud
merupakan kode OTP yang dikirimkan ke SMS korban. Biasanya isi SMS tersebut
berbahasa Thailand atau China sehingga korban tidak paham dan menuruti
permintaan penipu. Padahal, SMS tersebut bisa jadi berisi link phising atau perintah pengambilalihan perangkat.
Contoh modus kejahatan siber
lainnya adalah pesan Whatsapp yang mengaku dari customer service BRI. Pesan tersebut menyampaikan informasi palsu,
yaitu kebijakan baru BRI yang akan memotong biaya administrasi sebesar Rp150
ribu setiap bulan.
Jika nasabah tidak menyetujui
kebijakan tersebut, nasabah diharuskan mengisi formulir sehingga besarnya biaya
admin akan kembali seperti semula. Formulir tersebut berisi data-data pribadi seperti
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekening, PIN ATM, dan lain-lain. Padahal
dengan mengisi formulir tersebut berarti nasabah telah memberi peluang penipu untuk
menguras uangnya.
Cara Melindungi Diri dari Kejahatan Siber Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Kejahatan telah ada sejak
zaman dahulu. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, modusnya kejahatan pun
semakin beraneka ragam. Sebagai nasabah bijak, kita perlu membekali diri dengan
pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri dari cyber crime.
Berikut beberapa cara
melindungi diri dari kejahatan siber yang saya lakukan.
1.
Memahami SOP Perbankan
Dengan memahami SOP
Perbankan, saya akan langsung mengetahui jika ada pihak yang mengaku bank
meminta melakukan hal-hal di luar SOP yang berlaku. Misalnya ya, pegawai bank
manapun tidak akan pernah meminta nasabah menginformasikan PIN ATM. Jika ada
yang meminta PIN ATM melalui formulir yang tidak jelas, bisa dipastikan itu
tindakan kejahatan.
2.
Hati-Hati Klik Tautan
Di era internet ini sangat
banyak kita jumpai teman-teman membagikan link
atau tautan dengan beragam tujuan. Ada yang menyebarkan informasi dari website berita, ada yang minta dukungan like di media sosial, atau ada juga yang
berbagi info diskon di marketplace.
Sebagai Penyuluh Digital
yang telah bertahun-tahun berkarir di internet, saya sendiri dapat membaca link atau tautan tanpa harus mengkliknya
terlebih dahulu. Misalnya link dengan
akhiran xyz biasanya mencurigakan. Lalu link
resmi pemerintah pasti berakhiran .go.id, sedangkan untuk perusahaan besar
biasanya berakhiran .co.id.
Sebaiknya kita selalu
berhati-hati untuk klik tautan. Pastikan pengirim link adalah pihak terpercaya dan bisa mempertangungjawabkan
perbuatannya. Perlu diingat juga untuk tidak mudah tergiur promo-promo yang
bukan dari website resmi brand langsung.
3.
Selektif Memilih Mesin ATM
Mesin ATM telah dilengkapi
CCTV dan fitur canggih untuk keamanan. Namun akan selalu ada celah bagi modus
kejahatan. Selain pemasangan alat skimming,
kejahatan lain pun bisa terjadi di lokasi mesin ATM, seperi hipnotis,
manipulasi, dan lain-lain.
Supaya lebih aman, saya
mengupayakan untuk transaksi melalui ATM pada satu lokasi saja. Misalnya
sebelum bepergian, saya menyiapkan uang tunai yang cukup yang diambil dari
mesin ATM langganan. Untuk transaksi lainnya saya lebih memilih menggunakan mobile banking.
Pilihlah mesin ATM yang lokasinya di kantor bank yang ada petugas keamanannya. Bisa juga di minimarket langganan kamu. Hindari mesin ATM di shelter yang lokasi sepi dan minim pencahayaan saat malam.
Itulah beberapa penyebab dan
cara mencegah saldo tabungan hilang yang diakibatkan kejahatan siber. Jika kamu
sudah terlanjur menjadi korban, sebaiknya kamu segera melapor ke kantor bank
yang bersangkutan. Kumpulkan bukti serta kronologi yang lengkap.
Pihak bank akan membantu
mencari tahu status transaksi yang terjadi. Jika terjadi kesalahan dari pihak
bank, maka bank akan mengganti saldo rekeningmu yang hilang. Kamu juga bisa
mengajukan pengaduan ke bank otoritas jika tidak menemukan solusi atas
permasalahanmu dengan bank yang bersangkutan.
Ohiya, ini video yang saya
ceritakan di awal tadi, ya. Semoga membantu!
0 comments