Apa itu
Wedang Tahu? Dalam Bahasa Jawa, Wedang artinya minuman hangat. Sedangkan tahu
yang digunakan untuk isian Wedang Tahu adalah kembang tahu, bukan tahu goreng
ya, hehe. Kembang tahu ini dibuat
dari sari kedelai dan bahan pilihan sehingga teksturnya sangat lembut. Kemudian
kembang tahu ini disiram kuah manis beraroma jahe yang hangat. Sudah terbayang
kelezatannya?
Di beberapa
daerah, Wedang Tahu memiliki nama berbeda. Di Jakarta disebut Kembang Tahu. Di
Solo disebut Tahok. Di Surabaya disebut Tahuwa. Serta masih banyak lagi sebutan
lainnya. Awalnya kuliner ini berasal dari China dan dikembangkan masyarakat
Tionghoa sehingga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Bagaimana sejarah dan asal-usul Wedang Tahu? Dimana dan kapan kita bisa menikmati wedang tahu tanpa ribet? Apa itu Silken Tahoo dan bagaimana review-nya? Simak ulasan selengkapnya, ya!
Kembang Tahu dan Kenangan Masa Kecilku
Perayaan
Tahun Baru Imlek menorehkan kenangan masa kecil yang hangat bagiku. Biasanya
aku dan kakakku akan menginap di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, di rumah Babah
(kakekku) yang keturunan Tionghoa. Kami akan berkumpul dengan keluarga besar
dan merayakan pergantian tahun bersama.
Setiap
menginap di rumah Babah, ada satu hal yang aku tunggu di sore hari, yaitu
penjual kembang tahu keliling. Aku memanggilnya “Opa”, seorang kakek yang
tinggal tidak jauh dari rumah Babah. Beliau mulai berkeliling sejak sore sampai
malam hari untuk menjajakan kembang tahu dengan kuah jahe, di daerah lain
kuliner ini disebut Tahok atau Wedang Tahu.
Saat itu
usiaku sekitar 5-6 tahun dan sangat pemilih dalam urusan makanan. Hanya sedikit
sekali jenis makanan yang aku suka. Namun kembang tahu yang dibuat Opa telah
meluluhkan hatiku. Apalagi, saat itu pun sudah jarang orang yang menjual
kembang tahu. Aku hanya bisa menikmatinya di daerah Tanah Tinggi itu. Di
sekitar rumahku di Johar Baru dan Tangerang Selatan pun aku belum pernah
menjumpai penjual kembang tahu.
Lembutnya
kembang tahu yang gurih berpadu dengan kuah manis dan aroma jahe terus terkenang
dalam memoriku. Apalagi saat menyantapnya aku disuapin sama Babah. Betapa
senangnya!
Namun sayang,
beberapa tahun kemudian Babah meninggal dunia dan rumah di Tanah Tinggi itu pun
sudah dijual. Aku sudah tidak pernah ke sana lagi. Terakhir kali aku menikmati
kembang tahu itu sudah puluhan tahun yang lalu.
Ketika menikah dan pindah ke Solo Raya, aku tahu di sini ada penjual kembang tahu atau wedang tahu yang disebut Tahok. Sudah lama aku ingin mencoba Tahok atau Tahoek di Solo, tapi selalu saja ada kesibukan. Eh, pas ada waktu menyempatkan ingin membeli Tahoek, penjualnya libur. Dasar belum jodoh.
Sejarah Wedang Tahu : Wujud Hangatnya Keberagaman Indonesia
Siapa sangka,
dibalik kelembutan dan hangatnya Wedang Tahu, ternyata tersimpan nilai budaya
yang tinggi dalam kuliner tradisional ini. Wedang tahu merupakan wujud
hangatnya keberagaman Indonesia.
Wedang tahu
pertama kali dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19. Saat itu Wedang tahu
masuk ke Semarang dibawa oleh seorang Tionghoa bernama Ong Kiem Nio. Ternyata
masyarakat lokal menyukai kuliner ini dan Wedang tahu pun mulai dijual semakin
luas.
Awalnya
Wedang tahu dijual berkeliling dengan menggunakan pikulan, bukan gerobak.
Wedang tahu pada masa itu bercita rasa gurih. Penjual Wedang tahu juga
menambahkan bahan lain selain kembang tahu dan kuah jahe. Bahan tambahan
tersebut antara lain udang kecil atau udang rebon, kecap asin, daun bawang, dan
lain-lain.Kuliner ini juga biasa dinikmati bersama cakwe atau mantou, sejenis
roti khas China.
Seiring
perkembangan zaman, ternyata Wedang tahu dengan cita rasa manis lebih disukai
masyarakat. Wedang tahu lebih disukai dengan paduan kembang tahu yang lembut
dengan kuah jahe yang manis dan diperkaya dengan aroma rempah-rempah lainnya.
Pembuatan
kembang tahu sendiri bisa dibilang cukup rumit dan memakan waktu lama. Untuk
menghasilkan kembang tahu yang benar-benar lembut perlu dipilih kedelai yang
kualitas baik. Kemudian kedelai diproses menjadi susu kedelai dan dicampurkan
bahan-bahan lainnya. Tentu tidak semua orang dapat membuat kembang tahu dan
kuah jahe yang lezat.
Oleh karena itu, lambat laun kuliner Wedang tahu semakin langka. Semakin sulit untuk menemukan penjual Wedang tahu saat ini. Kalau mau menikmati Wedang tahu, mau tidak mau harus membuat sendiri. Belum apa-apa sudah terbayang ribetnya, huhu.
Launching Silken Tahoo : Pioner Wedang Tahu Instan Indonesia
Yeay! Sekarang
ada Silken Tahoo, mau menyantap Wedang tahu bisa dimana saja dan kapan saja.
Gak pake ribet pokoknya, karena Silken tahu adalah Wedang tahu instan pertama
di Indonesia.
Bekerja sama
dengan The Sunan Hotel Solo, Silken Tahoo secara resmi diluncurkan pada Tanggal
14 Februari 2020 dalam event Chinese Dessert Festival. Acara ini
diselenggarakan dengan mematuhi standar protokol kesehatan serta dihadiri
komunitas kuliner, pemerhati budaya, dan awak media di Solo Raya.
Fasichah Tia Nur sebagai Manager Marketing CV Sinarfood Healthindo mengungkapkan bahwa sebagai Manufacture food and beverage innovation solution, CV Sinarfood Healthindo berkomitmen untuk turut melestarikan kuliner tradisional. Sehingga Silken Tahoo ini diluncurkan menjadi pioner kembang tahoo instan.
Silken Tahoo
dapat menjadi solusi bagi hotel, resto dan kafe (HOREKA) yang ingin menyajikan dessert tradisional lezat kepada
pelanggannya. Kita bisa menikmati Silken Tahoo di Mang Engking Solo, Xin Xin
Resto, Grandma’s Recipe, serta horeka lainnya.
Tentu saja kita juga bisa membeli Silken Tahoo di Shopee dan Tokopedia dengan nama toko sfhfactory. Selain itu, bisa juga order melalui Whatsapp di nomor 081317988800. Nah, kalau sudah punya stok Silken Tahoo di rumah, kita bisa menyajikannya kapan saja. Praktis!
Review Silken Tahoo : Cara Praktis Menikmati Wedang Tahu Dimana Saja
Penasaran
banget seperti apa sih Silken Tahoo ini? Berapa harganya? Bagaimana cara
penyajiannya? Yang paling penting, seperti apa rasanya?
Saya sudah mencoba
Wedang tahu instan Silken Tahoo dari CV Sinarfood Healthindo ini. Jangan
khawatir, produk ini sudah memiliki sertifikat halal dari MUI dengan nomor
15250062676020. Selain itu, Silken Tahoo juga terdaftar di BPOM dengan nomor
818511115492.
Silken Tahoo
dijual dalam kemasan kotak berwarna merah dengan harga sekitar Rp24.000/box.
Dalam satu kemasan ini berisi 55 gram bubuk puding kedelai dan 65 gram kuah
jahe, cukup untuk menyajikan 4 porsi Wedang tahu.
Cara penyajian Silken Tahoo sangat praktis. Ikuti petunjuk penyajian yang tertera pada kemasannya, sebagai berikut:
1. Campurkan satu bungkus bubuk puding kedelai (kembang tahu) dengan 500ml air. Kemudian masak dengan api sedang sambil diaduk hingga mendidih.
2. Tuang ke dalam cetakan dan dinginkan. Kayak bikin agar-agar gitu, ye.
3. Sambil menunggu puding kedelainya dingin, siapkan kuah jahenya. Campur serbuk kuah jahe dengan 250ml air panas.
4. Sajikan kembang tahu dengan kuah jahe selagi hangat. Nyam-nyam!
Sudah lama sekali aku tidak menyantap Wedang tahu. Tapi kelembutan rasanya dan paduan gurih manis serta aroma jahe dan rempah-rempah masih terekam kuat di memori. Satu sendok pertama mencicipi Silken tahu ini, kelezatannya sudah terasa.
Jangan
langsung ditelan! Seruput dulu pelan-pelan. Goyang-goyangkan lidah untuk
menikmati tekstur kembang tahu yang membelai-belai mulut. Sesap aroma
rempah-rempah yang menguar dari kuah jahe. Ulangi lagi sendok demi sendok
sampai habis. Rasanya, aahh mantap!
Silken Tahoo
ini cocok untuk sarapan, camilan siang, sore, dan malam. Enak buat dessert, sedap juga buat penghangat
badan di kala hujan. Disantap sendirian maupun bareng pasangan, suap sendiri
atau suap-suapan, rasanya tetap nikmat.
Jadi, gimana?
Penasaran juga buat mencoba langsung Silken Tahoo ini? Jangan lupa share momen kamu bersama Silken Tahoo di
Instagram. Tag @silkentahoo dan sertakan juga hashtag
#moment bersamaSilkenTahoo.
0 comments